Senin, 04 Mei 2020

komitmen (jurnal Ramadhan #10)


awal kuliah dulu, saya sempat sangat menyukai cerpen dan novel islami yang memang saat itu sedang sangat ramai bermunculan. saya menyimpan di kardus di kolong tempat tidur asrama saat itu.

asma nadia, helvy tiana rosa, ari nur, nurul f. huda, habbiburahman, pipiet senja dan kebanyakan penulis yang tergabung di flp, saya suka.

ada salah satu cerita di kumcer hari-hari cinta tiara, kalau tidak salah, yang begitu saya ingat. tentang sahabat tokoh utama yang terus menerus ditimpa kemalangan.

waktu itu saya berfikir, ih... sedih banget kisahnya. apa ada yang beneran ngalamin seperti itu.

iya, saya mainnya kurang jauh. hehe

tapi kakak si tokoh utama membacakan suatu ayat ke temannya itu, ayat di bawah ini.



saya ingat betul. saya langsung berfikir tentang komitmen.
ketika kita bilang akan melakukan sesuatu, biasanya ada saja satu dua hal yang menjadi kendala.
apalagi ketika sedang semangat-semangatnya. kendala sepele, mungkin. tapi mampu merusak mood dengan baiknya.

ah ya, semua hal butuh pembuktian.
jangankan kepada Rabb pemilik seluruh alam. kepada anak-anak saja, banyak hal butuh dibuktikan. dan dengan bukti itu, perlahan timbul kepercayaan.


ps: 
maaf saya menulis seputar itu-itu saja. sebab saat ini dunia saya sedang berputar di situ saja. tidak kemana-mana.
lagipula saya tipe orang yang harus meyakinkan diri berkali-kali. jadi seperti itulah saya menulis, berkali-kali.
jangan dibandingkan dengan tulisan ip-ers yang lain. pasti jauh lah. 
tapi terima kasih sudah mau membaca :,)




#tantanganRamadhan1441HRumlit 
#JurnalQuranIPBekasi


-dyas
belajar menulis lagi.
menulis untuk mengingatkan diri sendiri.
menulis sebagai bentuk komitmen pada diri sendiri.